Manado, KOMENTAR – Kepala Balai (Kabalai) Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Sulawesi Utara (Sulut), Hendra Makalalang mengingatkan masyarakat jangan tertipu tawaran kerja ke Kamboja. Masyarakat diminta untuk lebih bijak dalam mengambil keputusan untuk bekerja ke luar negeri.
Hal tersebut disampaikan Makalalang menyusul viralnya salah satu postingan di grup Facebook Sulut Viral terkait perdagangan manusia di Kamboja dengan iming-iming akan diberikan pekerjaan dan gaji yang besar.
Namun nyatanya mereka disiksa dan dipaksa bekerja sebagai scammer (penipu), untuk menipu warga Indonesia lewat judi online.
“Yang beredar ini sudah jelas ilegal, karena negara Kamboja bukan negara penempatan Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI),” kata dia ketika ditemui diruang kerjanya Jumat, (05/07/2024).
Dia kemudian menyesali masih banyaknya warga Sulut yang tertipu dengan ajakan bekerja secara ilegal, meski pihaknya selalu mengingatkan lewat sosialisasi akan bahannya berangkat secara ilegal.
“Jadi kalau ada oknum yang merekrut bekerja ke Kamboja, itu sudah bisa dipastikan ilegal dan bisa dilaporkan ke BP2MI untuk diproses secara hukum, karena menyalahi undang-undang nomor 18 tentang pelindungan dan penempatan pekerja migran asal Indonesia,” pesannya.
Dia menegaskan, ada risiko besar menanti jika seseorang berangkat tanpa dilengkapi dokumen resmi.
Apalagi berangkat tidak melalui jalur resmi yang disediakan oleh pemerintah.
“Bahwa yang boleh merekrut itu adalah pemerintah melalui program G to G dan P3MI yang memiliki ijin resmi dalam hal ini surat ijin perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia,” jelasnya lagi.
Dia menegaskan, pihaknya akan menyelidiki oknum yang dilaporkan dan yang melapor.
“Oknum yang diviralkan harus dilaporkan ke BP2MI. Sanksi hukumnya terduga akan dilaporkan resmi oleh BP2MI ke Polda Sulut untuk diamankan,” jelasnya.
Terpisah mantan Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Irjen Pol (Purn) Dr. Ronny Franky Sompie, SH, MH, mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan masyarakat terutama Gen Z terjebak bekerja ke Kamboja.
“Jeratan utang dan inflasi, kompetisi yang sangat sengit, banyak perubahan, kebangkrutan termasuk 12 Bank bangkrut, era belanja digital semua serba online, ekonomi makro lemah. Itu adalah persoalan di dunia saat ini berkaitan dengan perekonomian,” jelasnya.
Ia mengimbau kepada masyarakat terutama generasi muda ketika berniat untuk bekerja ke luar negeri harus ikut jalur resmi yang disediakan oleh pemerintah.
Hal tersebut untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, mulai dari dideportasi, dipekerjakan secara tidak manusiawi dan paling parah dijual organ tubuhnya. (luc)